Pekan Penerimaan Anggota Baru, Regenerasi Seniman Muda Universitas Gadjah Mada

     Tidak hanya cakap di bidang akademik, mahasiswa Universitas Gadjah Mada, melalui Unit Seni Rupa, juga turut mengasah keterampilan di bidang seni rupa. Sabtu, 30 November 2024, Unit Seni Rupa (USER) UGM mengadakan Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) di lantai 2 kantin Biologi-Geografi Universitas Gadjah Mada. PPAB bertujuan untuk menyambut anggota baru USER angkatan 13. Kegiatan ini juga menjadi puncak dari rangkaian Diksar, Usertober, dan Pameran Angkatan yang telah dilaksanakan sejak bulan September lalu.  read more

Pekan Penerimaan Anggota Baru, Regenerasi Seniman Muda Universitas Gadjah Mada Read More »

Berkompetisi dalam Galeri: Art Exhibition bersama Porsenigama!

Halo sahabat USER dan Porsenimate! 🙋‍♀️🎨

Sebagai bagian dari rangkaian pelaksanaan lomba tangkai seni Lukis Tradisional, Komik Strip, dan Poster Digital, Unit Seni Rupa bekerjasama dengan Porsenigama dan Unit Fotografi (UFO) untuk menyelenggarakan Art Exhibition Porsenigama 2024. Pameran diadakan pada tanggal 16-17 November 2024 di Selasar Fakultas Filsafat UGM, berjudul Rana Rona Porsenigama.

Bertemakan “Jalinan Kain Kehidupan – Seni dalam Jejak Sehari-hari”, karya-karya dari ketiga tangkai seni bermaksud merefleksikan bagaimana seni tidak pernah gagal untuk hadir dalam kehidupan sehari-hari, dalam adegan yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, entah kita menyadarinya atau tidak. Terlihat dalam sampul artikel bahwa hasil karya lomba Lukis Tradisional ditampilkan secara fisik, disertai dengan kode RC yang mempersilakan para pengunjung untuk membaca deskripsi sekaligus judul dari tiap karya.  read more

Berkompetisi dalam Galeri: Art Exhibition bersama Porsenigama! Read More »

Artificial Intelligence dalam Seni: Generatif, tapi Tidak Kreatif

Self Portrait (1548) karya C. Hemessen; dimodifikasi oleh penulis
(Gambar asli: https://en.wikipedia.org/wiki/Catharina_van_Hemessen#/media/File:Hemessen-Selbstbildnis.jpg)

Teman-teman seniman pasti sudah tidak asing kan dengan penggunaan AI dalam komunitas seni? 

AI generatif menjadi konsekuensi tak terelakkan dari kemajuan teknologi dan sifat manusia yang terus mencari kemudahan. Dalam beberapa tahun ke belakang, dunia seni juga telah “diganggu” oleh kehadiran mesin berteknologi tinggi ini. 

Karya yang dihasilkan AI berasal dari proses mengolah kumpulan gambar-gambar dari internet yang berbentuk karya seni dan fotografi dengan bantuan mesin translasi (image-to-text). Popularitas AI mulai mengancam industri seni rupa, ditandai dengan banyaknya perusahaan dan brand yang mengganti pekerja kreatifnya dengan AI yang dianggap lebih murah.  read more

Artificial Intelligence dalam Seni: Generatif, tapi Tidak Kreatif Read More »

Kali Ini Berbeda, Pameran Rasa Jamu

Sebagai organisasi yang bergerak di bidang kesenian, tentunya Unit Seni Rupa UGM sering berkolaborasi dengan berbagai pihak eksternal untuk memfasilitasi ruang yang lebih luas dalam berkarya dan mengekspresikan diri bagi para seniman muda. Namun, ada yang berbeda dari kolaborasi kali ini: Teman-teman seniman diculik ke desa yang unik!

Pada 14 September 2024, petualangan dimulai. Berangkat dari Sekretariat Bersama N58 yang menjadi markas UKM USER UGM selama 4 tahun belakangan, 23 orang pemuda yang mengidentifikasi dirinya sebagai seniman dibersamai dengan panitia penggagas petualangan ini berbonceng-boncengan menuju Dusun Gesikan, Merdikorejo, Tempel, Sleman. read more

Kali Ini Berbeda, Pameran Rasa Jamu Read More »

Menelaah Rasa “Ditarik ke Dunia Lain” Ketika Mengunjungi Pameran

Coba ingat kembali pengalamanmu yang paling berkesan ketika datang ke sebuah pameran.

Kamu dapatkan informasinya entah lewat mana, membuat prasangka dari yang terbaik hingga terburuk, melangkah melalui pintu masuknya, melihat satu per satu karya yang terpajang … kemudian bergidik.

Ada perasaan intens yang muncul, baik karena satu karya maupun keseluruhan pamerannya, perasaan yang sulit untuk dideskripsikan. Sebenarnya, apa yang terjadi?

Pengalaman estetis.

Dari penjelasan berbagai ahli filsafat dan psikologi, pengalaman estetis dapat dijelaskan sebagai sebuah pengalaman unik dalam memproses dan merespons karya seni sebagai objek estetis secara kognitif dan afektif yang menimbulkan rasa puas bagi individu (Peacocke, 2023; Mastandrea, 2014; Mastandrea et al., 2019; Marković, 2012). read more

Menelaah Rasa “Ditarik ke Dunia Lain” Ketika Mengunjungi Pameran Read More »

Street Art: Ekspresi Visual yang Mengangkat Isu Sosial

We the Youth karya Keith Haring (sumber: maddoxgallery.com)

     Bagi para seniman yang tidak ingin kreativitasnya dibatasi oleh kertas dan kanvas, tembok-tembok jalananlah yang kemudian menjadi media bagi mereka untuk berkarya. Seni jalanan atau street art merupakan karya seni yang ditemukan di tempat-tempat umum, seringkali menggunakan warna-warna yang cerah. Meski kerap kali dianggap sebagai vandalisme karena ‘coretan-coretannya’ yang merusak ruang publik, seni jalanan justru menjadi wadah berekspresi yang efektif sebab dapat dilihat oleh semua orang. Oleh karena itu, seringkali seni jalanan berisikan himbauan maupun kritik terhadap isu-isu sosial.  read more

Street Art: Ekspresi Visual yang Mengangkat Isu Sosial Read More »

Berkunjung ke Pameran Seni Rupa di Tengah Kota Jogja

     Di tengah hiruk pikuk kota Yogyakarta, terdapat sebuah pameran seni rupa yang memikat mata. Pameran tahunan USER, Gamarupa, kembali diselenggarakan di tahun 2024 pada tanggal 1 hingga 7 September pukul 13.00 – 19.00 WIB di Griya Abhipraya Purbonegoro. Dengan mengusung tema Diseminasi Ilmu Pengetahuan Melalui Seni Rupa, Gamarupa tahun ini menampilkan interkoneksi antara sains dan seni yang selama ini dianggap sebagai dua hal yang saling bertolak belakang. Melalui pameran ini, para seniman menggunakan karya seninya sebagai media penyebarluasan gagasan ilmu pengetahuan.  read more

Berkunjung ke Pameran Seni Rupa di Tengah Kota Jogja Read More »

Puparia: Sebuah Karya Seni dari Lukisan Menjadi Animasi

Gambar 1. Adegan Pembuka Puparia
Sumber:YouTube/Shingo-Tamagawa

Siapa sangka jika animasi sedetail, sehalus, dan seindah ini hanya dikerjakan oleh 1 orang saja!!  Shingo Tamagawa menghabiskan 3 tahun waktunya untuk mengerjakan animasi pendek ini. Terinspirasi oleh Hayao Miyazaki dan Hideaki Anno, sutradara ulung dalam dunia animasi Jepang, menjadikan Shingo berambisi untuk mencapai level yang setara dengan kedua idolanya tersebut. Puparia sukses menjadi karya yang membuat namanya diperhitungkan di kancah Animasi Tradisional Jepang bahkan Dunia!

Gambar 2. Cuplikan Adegan Puparia
Sumber:YouTube/Shingo-Tamagawa

Tidak seperti Animasi pada umumnya yang kaya akan drama dan dialog, Puparia justru lebih menekankan kepada emosi dan keheningan. Meski hanya berdurasi 3 menit, tanpa dialog, dan alur cerita yang berarti, Puparia nyatanya mampu menyampaikan emosinya dengan baik. Untuk menunjukkan kecintaannya terhadap seni manga, Shingo membuat frame demi frame Puparia hanya dengan tangan menggunakan pensil warna, kemudian memindai semua satu per satu dan menjadikannya sebagai animasi digital. Itulah mengapa Puparia nampak seperti lukisan bergerak. read more

Puparia: Sebuah Karya Seni dari Lukisan Menjadi Animasi Read More »

Animanga, Benarkah Sebuah Propaganda Berkedok Seni?

Gambar 1. Anime-Manga
Sumber: Unsplash/Gracia-Darma

Perang Dunia merupakan salah satu pengalaman traumatis yang hampir dialami oleh seluruh negara di dunia, tak terkecuali Jepang. Keberhasilannya dalam Perang Dunia I bersama sekutu, membuat Jepang menjadi lupa daratan hingga berani mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin Asia. Namun takdir berkata lain. Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki melenyapkan impian itu. Tanpa pikir panjang Jepang lalu memutuskan untuk pensiun dari hiruk pikuk konflik dunia. Meski begitu citra Jepang sudah terlanjur buruk di mata dunia. Namun jika kita melihat pada masa sekarang, citra Jepang sangat berbanding terbalik dari gambaran tersebut. Jepang telah me-rebrand-ing dirinya dari yang semula penjahat perang menjadi negara maju nan adidaya. Animanga disinyalir sebagai salah satu strategi soft diplomacy yang dilakukan negeri matahari terbit ini. Tetapi jika kita menilik ke belakang, sebenarnya perkembangan Anime dan Manga telah muncul jauh sebelum Jepang terjun dalam Perang Dunia. read more

Animanga, Benarkah Sebuah Propaganda Berkedok Seni? Read More »

Kisah Tragis di Balik Goresan Gustave Doré dalam The Acrobats (1874)

The Acrobats (1874), karya seni ini dilukis oleh tangan seniman Prancis pada abad ke-19 oleh Gustave Doré.  Sebelum kita bedah mengenai The Acrobats (1874), kita akan mengupas sedikit tentang Gustave Doré. Ia lahir di kota Strasbourg, sebuah kota di Prancis, pada tanggal 6 Januari 1832. Sedari umurnya 5 tahun, terlihat jika Doré memiliki bakat menjadi seorang pelukis. Pada umurnya yang menginjak umur 12, Doré menunjukkan minatnya dalam pahat-memahat patung (Gustave Doré, 2023). Ilustrasi Dante’s Inferno dan beberapa ilustrasi kitab injilnya menempatkan Gustave Doré dalam kesuksesan. Doré menghembuskan nafas terakhirnya pada umur 51 pada 23 Januari 1883, dimakamkan di Père Lachaise, Paris (Gustave Doré, 2023). read more

Kisah Tragis di Balik Goresan Gustave Doré dalam The Acrobats (1874) Read More »

Scroll to Top