https://lifeessentials.co.uk/shop/bakar69https://bakar69-ac.com/https://ijens.itsk-soepraoen.ac.id/https://data.banggaikab.go.id/https://dpupr.kaltimprov.go.id/https://pamongwalagri.kotabogor.go.id/https://snono-systems.com/vps-hosting/https://carirajajudi33.comhttps://jphoki.it.com/https://advtransfer.comhttps://awesomewebsitethemes.com/bakar69bakar69https://cmvcg.com.br/
ukm.user

Author name: ukm.user

GAMARUPA 2025: Simpang

Devina

Gadjah Mada Merupa: Simpang, merupakan pameran seni yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh UKM USER. Bertempatkan di Gedung Inovasi dan Kreativitas (GIK) yang dimulai dari tanggal 14 sampai 20 September 2025. Tahun ini GAMARUPA mengangkat tema “Journey” yang mengartikan bahwa seni tidak hanya menyoroti perjalanan dalam bentuk perpindahan tempat, tetapi juga perjalanan emosi, pemikiran, dan perkembangan artistik seorang seniman. 

Pameran ini dibuka dengan rangkaian sambutan Dhia Fauziah Larasati sebagai ketua pelaksana, Angelina Malya Talitha Wasitadewi sebagai ketua USER, serta  Prof. Dr. drg. Ahmad Syaify, Sp.Perio (K) sebagai pembina UKM USER, dan Gesito Arhant sebagai kurator GAMARUPA 2025. Kemudian pelaksanaan simbolisasi pembukaan dan ditutup dengan penampilan band The Abandoned House. Setelah pembukaan dilaksanakan, pameran telah resmi dibuka, dinikmati oleh setiap orang yang menikmati dan menghargai seni. read more

GAMARUPA 2025: Simpang Read More »

Those Three Eye-catching Colors

Devina

      Brave Pink, Hero Green, Resistance Blue tiga campuran warna yang sedang hangat dibahas akhir-akhir ini. Setelah penelusuran lebih dalam, ketiga warna ini memiliki maknanya masing-masing. Brave pink mengartikan keberanian, empati, dan membela kebenaran. Warna hero green melambangkan solidaritas, harapan, dan persatuan. Sedangkan resistance blue melambangkan keamanan, kedamaian, dan teratur. Uniknya, warna-warna ini tidak terdapat di dalam pantone warna. Mereka tercipta karena cerita yang sebaiknya tidak perlu diperpanjang. Artikel ini kutulis dengan penuh kagum dan pertanyaan. Sosial media menjadi salah satu tempat kita bisa menerima informasi yang jumlahnya tak terkira dan berasal dari mana saja, siapa saja. Dibalik kekacauan ini, suara dituangkan anak bangsa dalam bentuk seni. Aku menyadari, penggunaan tiga warna yang sangat mencolok itu. read more

Those Three Eye-catching Colors Read More »

Judith Slaying Holofernes: Kemurkaan dalam Diri Pelukis Perempuan

Hels
(Sumber: https://www.uffizi.it/en/artworks/judith-beheading-holofernes#gallery)

“My illustrious lordship, I’ll show you what a woman can do

      Kemurkaan dan kekejian tertapampang pada sebuah lukisan karya Artemisia Gentileschi, seorang pelukis perempuan asal Italia (1593–1652) dengan sebuah karya yang berjudul Judith Slaying Holofernes. Seorang perempuan kelahiran asal Italia ini lahir dari darah seorang seniman dari Tuscan Orazio Gentileschi dan Prudentia Montone. Kehadiran Ayahnya sebagai seniman, membuat Artemisia mengenal seorang seniman terkenal yang bernama Caravaggio. Meskipun kehadiran seorang seniman perempuan pada era saat itu sangatlah sulit, Artemishia berhasil memperolehnya dengan kemahiran yang ia miliki dengan mengadaptasi gaya lukisan milik Caravaggio di Roma, Florence, Napoli, London, Genova, dan Venice.  read more

Judith Slaying Holofernes: Kemurkaan dalam Diri Pelukis Perempuan Read More »

Gaya Komik Indonesia dalam Bayangan Manga Jepang

Hels
(Komik buatan orang Indonesia, sumber: Ngobrolin Komik oleh Seno Gumira Ajidarma)

      Pada dunia sastra dan juga seni beberapa dari kita tentunya pernah mendengar ataupun familiar dengan istilah manga. Manga hadir sebagai istilah lain dari komik dalam dunia perkomikan Jepang. Komik atau manga menurut Toni Johnson Woods dalam Manga an Anthology of Global and Cultural Perspectives, mengungkapkan bahwa manga adalah sebuah visual naratif dengan sebuah sensibilitas yang dapat dikenali. Istilah sensibilitas sengaja disamarkan agar mencakup banyak pilihan dan mencakup karakter-karakter yang lekat dengan stereotip bermata besar dan berdagu runcing yang oleh banyak orang dianggap sebagai lambang manga, namun tidak semua manga memiliki gaya yang sama dengan manga lainnya. Selain itu, komik menurut Scott McCloud dalam Understanding Comics yang menarik opini dari Will Einser dalam Sequential Art (seni berurutan) mengungkapkan bahwa dalam satu gambar dapat diubah menjadi suatu urutan gambar lain yang lebih banyak jumlahnya. read more

Gaya Komik Indonesia dalam Bayangan Manga Jepang Read More »

Zurbaran dan Anak Domba Allah (1640)

radeya
10-1
Gambar 1 Agnus Dei (1640) oleh Francisco de Zurbarán
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Agnus_Dei_(Zurbar%C3%A1n) 

    Yang kamu lihat sekarang ialah seekor anak domba. Tengkurap di atas altar atau meja penjagal. Kakinya disilangkan dan dijerat dengan tali. Tiada ketegangan dalam lukisan ini, tetapi tidak pula tenang. Anak domba ini hidup. Tidak ada latar belakang di belakang domba ini melainkan hitam. Tak ada pula keberadaan konteks. Zurbarán melukiskan sang anak domba dalam kesunyian. 

Pencahayaan muncul dari sisi samping domba, entah dari cahaya jendela atau pintu yang terbuka atau malah cahaya lilin. Lukisan ini terasa seperti pentas atas pengorbanan. Detail yang paling membuat tidak nyaman ialah tiada darah, tiada luka, dan nirkekerasan.Tidak ada pula ekspresi pada wajah sang anak domba. Namun, dalam ekspresi itu, kita bisa merasakan sesuatu yang dekat dengan kata ‘menyerah’. Anak domba itu tidak melawan, ia menunggu. read more

Zurbaran dan Anak Domba Allah (1640) Read More »

Sudut Pandang Kritik terhadap Konsep ‘Mati Baik’ Abad Viktoria lewat Angoisse (1878)

radeya

Yang paling kejam dalam lukisan ini ialah Sang Salju

Gambar 1 Angoisse (1878) oleh August Schenck
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Anguish_(Schenck)

      Apa yang pertama kali kalian pikirkan setelah melihat Angoisse (1878)? Apakah sebuah lukisan yang membuka tirai kesengsaraan sang ibu domba ketika anak semata wayangnya meninggalkan dunia? Atau kalian fokus pada sekumpulan gagak muram yang mengelilingi sang ibu dan sang anak? Inilah Angoisse (1878) yang makna sebenarnya hanya diketahui oleh sang pelukis yang berkutat di lukisan domba. Angoisse (1878) atau Anguish (1878) atau Derita (1878), dilukis oleh jari-jemari seniman Denmark pada abad ke-19 oleh August Schenck. Lukisan ini dilukis dengan elok dengan gaya romantisisme dan naturalisme. Menggunakan cat minyak, karya ini berdiri kokoh dengan dimensi 151 cm × 251,2 cm. Sebelum kita bedah lukisan ini, marilah kita mengenal August Schenck terlebih dahulu. read more

Sudut Pandang Kritik terhadap Konsep ‘Mati Baik’ Abad Viktoria lewat Angoisse (1878) Read More »

Setengah Penuh Perjalanan: Evaluasi Tengah Tahun USER 2025

Miok

      Pada siang yang cerah, USER telah sukses menggelar salah satu agenda rutinitas tahunannya. Agenda tersebut adalah agenda yang cukup umum diselenggarakan saat tengah tahun, tidak lain dan tidak bukan—Evaluasi Tengah Tahun!!

Dokumentasi Hunter

      Evaluasi Tengah Tahun, atau yang selanjutnya disebut ETT merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi kinerja setiap divisi dalam satu periode kepengurusan tertentu—apakah program kerja yang dilaksanakan sudah terealisasi dengan baik atau belum. Sebagai unit kegiatan mahasiswa yang memiliki pembagian peran jelas melalui susunan kepengurusan, USER perlu mengevaluasi setiap kinerja dan arah langkahnya setelah berjalan selama setengah tahun periode. Kegiatan ini adalah momen penting bagi para pengurus untuk meninjau pencapaian, menyusun strategi, mengemukakan pendapat, juga mengenal satu sama lain. read more

Setengah Penuh Perjalanan: Evaluasi Tengah Tahun USER 2025 Read More »

Ketika Seni Rupa Berperan Menjadi Suara

Miok

      Bagi sebagian orang, kata-kata terasa terlalu sempit untuk menampung emosi. Bagaimana jadinya ketika seni mencoba untuk mengambil alih peran jurnal harian?

“Painting is just another way of keeping a diary.” —Pablo Picasso

      Layaknya kutipan tersebut, mungkin kamu yang membaca ini pernah merasa relate dengan makna yang disampaikan dalam kalimat itu. Terlebih, sebagai manusia, ada suatu hal yang sangat lekat dengan hari-hari yang kita jalani. Bahkan, jika itu hanya sebuah hari singkat yang kurang bermakna, sejatinya kita takkan bisa lepas dengan emosi yang kita alami. read more

Ketika Seni Rupa Berperan Menjadi Suara Read More »

Perayaan Tak Terlupakan: HUT USER X CESART

Dith

      Ulang tahun menjadi pesta setahun sekali yang menjadi penanda bertambah umur seseorang atau bahkan suatu organisasi, tidak terkecuali, USER yang merupakan unit kegiatan mahasiswa di UGM yang bergerak di bidang seni rupa. UKM ini menjadikan tanggal 25 April sebagai hari terlahirnya organisasi yang mewadahi ruahnya jiwa-jiwa seni di kampus ini. Di tahun 2025, USER tepat berumur 13 tahun dan menunjukkan bahwa UKM ini semakin kokoh dan tahan akan terjangan yang dihadapi. Acara ulang tahunnya diadakan di tanggal yang berbeda, yakni tanggal 11 Mei di hari Minggu. read more

Perayaan Tak Terlupakan: HUT USER X CESART Read More »

Kintsugi dan Keindahan yang Kadang Kala Tak Diakui

Dith

      Pernahkah kamu mendengar kintsugi? Kintsugi sesungguhnya tidak hanya menyenangkan mata yang memandangnya secara fisik, tetapi juga dapat menentramkan jiwa-jiwa yang butuh didengarkan lukanya. Okay, sebelum dimulai, mari kita samakan dulu persepsi mengenai definisi kintsugi. Kintsugi ini berasal dari Bahasa Jepang, yaitu kin yang berarti “emas” dan tsugi yang berarti “persendian”. Seni kintsugi juga dinamai dengan kintsukuroi yang berarti diperbaiki dengan emas. Kintsugi ini merupakan keramik atau porselen pecah yang diperbaiki dengan menggunakan pernis Jepang dan kemudian ditaburi emas, perak, ataupun platinum sehingga memberikan ilusi aliran logam yang mengalir. read more

Kintsugi dan Keindahan yang Kadang Kala Tak Diakui Read More »

Scroll to Top