Puparia: Sebuah Karya Seni dari Lukisan Menjadi Animasi

Gambar 1. Adegan Pembuka Puparia
Sumber:YouTube/Shingo-Tamagawa

Siapa sangka jika animasi sedetail, sehalus, dan seindah ini hanya dikerjakan oleh 1 orang saja!!  Shingo Tamagawa menghabiskan 3 tahun waktunya untuk mengerjakan animasi pendek ini. Terinspirasi oleh Hayao Miyazaki dan Hideaki Anno, sutradara ulung dalam dunia animasi Jepang, menjadikan Shingo berambisi untuk mencapai level yang setara dengan kedua idolanya tersebut. Puparia sukses menjadi karya yang membuat namanya diperhitungkan di kancah Animasi Tradisional Jepang bahkan Dunia!

 

Gambar 2. Cuplikan Adegan Puparia
Sumber:YouTube/Shingo-Tamagawa

Tidak seperti Animasi pada umumnya yang kaya akan drama dan dialog, Puparia justru lebih menekankan kepada emosi dan keheningan. Meski hanya berdurasi 3 menit, tanpa dialog, dan alur cerita yang berarti, Puparia nyatanya mampu menyampaikan emosinya dengan baik. Untuk menunjukkan kecintaannya terhadap seni manga, Shingo membuat frame demi frame Puparia hanya dengan tangan menggunakan pensil warna, kemudian memindai semua satu per satu dan menjadikannya sebagai animasi digital. Itulah mengapa Puparia nampak seperti lukisan bergerak.

 

Gambar 3. Cuplikan Adegan Puparia
Sumber:YouTube/Shingo-Tamagawa

Seperti tipikal animasi yang mengusung tema AvantGarde, cerita yang disuguhkan dalam Puparia sendiri sebenarnya cukup ambigu dan sukar untuk dimengerti. Meski begitu, sekali lagi yang dijual disini ialah animasi. Eksperimental animasi inilah yang ingin dicoba oleh Shingo untuk menyudahi puasanya di dunia animasi setelah vakum 1 setengah tahun.

Gambar 4. Cuplikan Adegan Puparia
Sumber:YouTube/Shingo-Tamagawa

Puparia sendiri dibuat bukan untuk menjadi pelipur lara ataupun sebuah penghiburan, melainkan untuk menyadarkan akan keberubahan dunia sehingga diperlukan adanya pergerakan. Melalui Puparia, Shingo juga menyelipkan kritik terhadap industri animasi masa kini yang cenderung penakut secara kreatif. Shingo mengatakan dengan pasti bahwa dia membuat animasi bukan hanya untuk keuntungan dengan efisiensi setinggi mungkin, namun untuk menyampaikan gagasan dan emosinya yang belum tersalurkan. Animasi ini sendiri dapat dinikmati melalui kanal YouTube pribadi Shingo Tamagawa, pastikan untuk menontonnya, ya!!

Gambar 5. Adegan Penutup Puparia
Sumber:YouTube/Shingo-Tamagawa

 

Referensi:

[1] Nandy, Akira (2021). Puparia a Short Film by Shingo Tamagawa. https://medium.com/@akritinandy99/puparia-a-short-film-by-shingo-tamagawa-a36a0fdfddc0.

[2] Doublesama (2020). Puparia.

https://doublesama.com/puparia.

[3] Hurler, Jen (2021). How the Hit Short Film “Puparia” Was Born from Frustration with the Anime Industry.

https://www.cartoonbrew.com/documentary-2/how-the-hit-short-film-puparia-was-born-from-frustration-with-the-anime-industry-201551.html.


Penulis: Devani Yumna





Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Scroll to Top