Ketika kita mendengar nama Jan Mintaraga, karya apa yang terlintas di kepala? Selintas, tebersit dalam pikiran karya-karya komik silat dan wayangnya seperti Kelelawar (1972) dan Ramayana. Tidak luput pula karya komik bergenre romannya yang memiliki gaya seni khas, layaknya komik-komik dari Amerika, seperti Kau Belum Wanita, Flora. Karya-karya Jan (dibaca: Yan) menjadi glamor pada tahun ’70-an; ia menjadi pionir genre komik roman. Salah satu karya romannya yang fenomenal dan membekas adalah Ballada Sebuah Cinta (1980).
Sumber: Ngobrolin Komik (2021) oleh Seno Gumira Ajidarma
Jan Mintaraga bernama asli Sulwabijanto Soemodiharjo (1941–1999). Pria kelahiran Wates, Yogyakarta tersebut telah menggarap setidaknya 150 komik. Jan Mintaraga memulai karir komiknya pada tahun 1965. Sebut komik apa saja apa yang sudah Jan Mintaraga lahirkan dengan goresannya, entah itu silat, wayang, roman yang sangat khas.
Satu atau dua hal yang bisa digarisbawahi dari komik romansa Jan adalah cara ia mengemas komiknya dengan art style-nya dengan gaya keamerika-amerikaan. Perempuan dalam komik Jan Mintaraga memiliki tatapan yang indah, membelalak, dan anggun. Gaya karakter perempuan oleh Jan terlihat stylish, metropolis, dan cepat berurai air mata (Ajidarma, 2021). Tokoh lelaki ia lukiskan dengan pandangan acuh, sinis, kaos dibaluti jaket, dan puntung rokok yang hampir jatuh. Terlebih, laki-laki yang digambarkan Jan melankonlis dan mudah patah hati. Menggelandang tiap malam dan frustrasi menjadi ciri khas tokoh laki-laki Jan dalam komik romannya (Ajidarma, 2021). Ciri khas karakter komik Jan yang telah disebutkan bisa kita lihat dari tokoh-tokoh Ballada Sebuah Cinta—Regawa dan Mona.
Referensi:
Ajidarma, Seno Gumira. (2021). Ngobrolin Komik. Pabrik Tulisan.
Redaksi. (2020). Patsy: Jan Mintaraga Bisikkan Cinta Sebelum Tiada. Nyalanyali.com. https://nyalanyali.com/patsy-jan-mintaraga-bisikkan-cinta-sebelum-tiada/
Penulis: Radeya