Yudit Menjagal Holofernes bercerita tentang seorang perempuan Yahudi, Yudit, yang ingin membebaskan kaumnya dari cengkeraman bangsa Assyria dengan membunuh jenderal Holofernes dengan kedua tangannya sendiri. Diceritakan Yudit setelah berdoa kepada Tuhan, berdandan dan mengenakan pakaiannya yang paling bagus, kemudian pergi ke pesta yang Holofernes adakan. Holofernes meminum wine sampai mabuk di perjamuan dan Yudit memanfaatkan momen ini untuk memenggal kepala Holofernes dengan pedangnya sendiri. Yudit kemudian memberikan kepala Holofernes kepada pelayannya dan membawanya untuk ditunjukkan kepada kaumnya, sebagai bukti bahwa Tuhan telah membebaskan kaumnya dari bangsa Assyria.
Yudit Menjagal Holofernes memang memberikan para seniman di era Baroque kesempatan untuk berkarya mengeksplorasi tema kekejaman, tapi itu bukanlah sebuah tema baru untuk seniman zaman Baroque. Tidak hanya Gentileschi yang melukiskan cerita Perjanjian Lama itu di atas kanvas. Beberapa seniman zaman Baroque seperti Caravaggio juga pernah melukis tentang itu. Namun, apa yang membuat Yudit Menjagal Holofernes karya Artemisia Gentileschi berbeda dari karya seniman zaman Baroque dengan tema yang sama?
Dalam karya Caravaggio, Yudit digambarkan memiliki ekspresi gugup, jijik terhadap pembunuhan Holofernes yang dilakukan oleh kedua tangannya sendiri. Gentileschi, di sisi lain, melukiskan Yudit sebagai sosok yang tegas dalam lukisan yang dia selesaikan pada tahun 1620. Hal ini dapat dilihat dari ekspresi Yudit yang dilukiskan dengan emosi marah di wajahnya, tangannya mencengkeram rambut Holofernes, sementara darah menyembur dari lehernya dan mengotori tempat tidurnya. Gentileschi menceritakan Yudit Menjagal Holofernes di atas kanvas dengan ekspresi yang membara. Para sejarawan mengaitkan karyanya erat dengan riwayat hidupnya.
Artemisia Gentileschi lahir di Papal, Roma pada 8 Juli 1593, dan meninggal pada 1652 di Napoli, Kerajaan Napoli. Dia adalah seorang pelukis wanita asal Italia dan merupakan sebuah figur pelukis penting dalam generasi kedua aliran lukis realisme dramatis Caravaggio Gaya Gentileschi dalam melukis juga dipengaruhi oleh ayahnya, Orazio Gentileschi, yang merupakan seorang pengikut Caravaggio. Hal ini ditunjukkan oleh karya-karya awalnya yang hampir tidak bisa dibedakan dengan karya ayahnya yang menjadikan lukisan-lukisan Caravaggio sebagai contoh. Pada tahun 1616, Gentileschi tergabung di dalam Akademi Desain Florence, bahkan menjadi wanita pertama di masanya.
Satu figur bernama Agostino Tassi selalu muncul di berbagai sumber yang menceritakan tentang riwayat hidup Gentileschi. Dia adalah gurunya, teman ayahnya, dan juga seseorang yang meninggalkan luka di dalam hidupnya. Gentileschi yang merupakan korban pemerkosaan Tassi harus bercerita detail tentang kejadiannya di pengadilan, diikat menggunakan sibille untuk memastikan apakah dia berkata jujur. Tassi terbukti bersalah setelah menjalani pengadilan selama tujuh bulan dan mendapatkan lima tahun penjara.
Kemarahan dan dendam Gentileschi atas kejadian pemerkosaan yang dia alami diyakini memengaruhi interpretasinya terhadap penggambaran ekspresi Yudit dalam lukisannya. Yudit Menjagal Holofernes diyakini oleh para sejarawan sebagai luapan kemarahannya pada Tassi. Lukisan itu diyakini sebagai sebuah representasi balas dendam Gentileschi sebagai seorang korban kekerasan seksual dan seorang wanita di dalam bidang seni yang saat itu didominasi oleh pria.
Referensi:
Bal, M., Garrard, M. D., & Salomon, N. (2006). The artemisia files: Artemisia
Gentileschi for feminists and other thinking people. The University of Chicago Press.
Britannica, T. Editors of Encyclopaedia (2024, March 5). Artemisia Gentileschi.
Encyclopedia Britannica. https://www.britannica.com/biography/Artemisia-Gentileschi
Gotthardt, A. (2018, June 8). Why baroque master Artemisia Gentileschi painted fierce,
assertive… Artsy. https://www.artsy.net/article/artsy-editorial-baroque-master-artemisia-gentileschi
Penulis : Kirana
artikel user keren bangett