The Beauty of Narrative Art

Realita yang mengganas, mata yang terbutakan, dan mulut yang terbungkam. Di abad yang penuh peperangan, dimana semua orang saling melempar api. Penderitaan yang hanya didengar dalam diam dan lukisan pun bercerita. 

“I have no fears about making changes, destroying the image… because the painting has a life of its own. I try to let it come through.”

– Jackson Pollock.

Mungkin hanya terlihat sebagai goresan cat yang bertumpuk, tetapi setiap lapisan warna menceritakan sesuatu. 

Seni naratif atau bisa disebut dengan narrative art, adalah seni yang mengandung cerita dibaliknya. Cerita yang terkandung dalam sebuah karya lukisan bisa berceritakan tentang kejadian yang sedang terjadi maupun yang sudah terjadi di masa lalu. Dalam seni lukis, pelukis dari seni naratif membuat sebuah lukisan yang menggambarkan unsur-unsur detail yang semakin menyatu untuk memberi suasana yang hidup pada suatu lukisan. Segala elemen yang terkandung mendukung dalam proses penyempurnaan lukisan yang mengandung unsur cerita di dalamnya. Tiap prosesnya, sang pencipta menciptakan karya dengan apakah ia akan meromantisasi, mengarah ke rasa emosional, atau menceritakan secara objektif, atau bahkan lainnya.

Karya seni naratif seperti lukisan, dalam cerita yang terkandung di dalamnya tidak selalu mengandung satu alur cerita saja. Dalam dunia seni, tidak ada keterbatasan dalam berimajinasi. Satu lukisan dapat mengandung beribu arti, tergantung dari mata siapa lukisan tersebut dipandang. Dari satu mata suatu lukisan dapat terlihat memancarkan kebahagiaan, dan dari satu mata yang lain berarti kesengsaraan. Dari sudut pandang yang lain lagi pun lukisan tersebut dapat diartikan untuk memiliki cerita yang tersembunyi.